Waktu itu, aku masih duduk di bangku SD. Kelas 3 kayaknya. Kejadian ini bermula ketika aku bangun pada pukul 4 dini hari. Ibuku juga terbangun. Ibuku memang sudah biasa bangun pagi-pagi buta gitu. Kalau aku jarang banget. Bisa bangun pagi saja karena di bangunin. Kadang juga di cipratin air sama ibuku. Aku bangun karena aku kebelet buang air kecil. Agen Domino
Awalnya tidak ada kejadian-kejadian yang ganjil. Aktivitas berjalan seperti biasanya. Setelah buang air kecil, aku kembali ke kamar. Hingga ibuku memutuskan untuk membuka pintu. Aku pun mengikutinya, hingga sampai di ruang tamu. Aku sudah merasakan hal yang aneh. Entahlah. Aku merasakan di ruangan itu bukan hanya aku dan ibuku. Aku merasa ada orang lain disana. Ibuku berjalan menuju pintu depan rumah. Saat sampai ditengah ruangan aku melihat sesuatu. Dengan reflek dan spontan aku bicara pada ibuku.
A: Aku
I: Ibu
A: buk, itu apaan kok ada yang jalannya aneh gitu. (Jarak sekitar 4 meter dari ibuku).
I: (berhenti) mana? Ibu gak lihat.
A: itu nembus badannya ibu. (Sosok itu berjalan menuju sepedaku dan menghilang).
A: (berjalan menuju sepeda) tadi disini nembus ibu loh.
I: jangan nakut-nakutin deh.
A: benaran tadi ada.
Di Baca Juga : Tangisan Tengah Malam Saat Nginap Rumah Tante
Aku berpikir kalau ibuku tidak percaya sama sekali dengan ceritaku. Saat sesudah subuh ibuku memintaku untuk menceritakan semuanya. Yang kulihat adalah sosok anak kecil dengan wajah rata, punya rambut, berjalan dengan tangan dan kaki tapi jalannya agak aneh. Dia itu kayak gak punya tulang gitu dan tembus pandang. Aku menceritakan semuanya pada ibuku. Sontak ibuku langsung merasa tidak nyaman setelah mendengar ceritaku. Pagi pun datang. Aku masih penasaran dengan kejadian tadi. Aku menatapi terus sepedaku. Aku mulai berpikir kalau kejadian itu hanya imajinasiku saja. Ternyata tidak saat aku mengambil sepedaku untuk keliling-keliling kampung, sepedaku tiba-tiba terasa ada yang menahan. Aku menarik-narik sepedaku tapi tetap berat. Hingga aku melepasnya, sepeda itu jatuh.
Arah jatuhnya berlawanan dengan arah tarikku. Aku mendiamkan sepedaku sejenak. Tak sampai 1 menit, aku menarik sepedaku. Kalian tahu? Sepedaku itu seperti tak ada beban. Karena waktu itu aku masih kecil, aku gak terlalu peduli sama hal-hal begituan. Jadi,aku langsung pakai saja sepedanya. Sekian.
0 komentar:
Posting Komentar